“Lapse” dipilih sebagai rilisan kedua karena menawarkan keseimbangan atmosfer dalam keseluruhan EP dari REDSIX
1 min read

“Lapse” dipilih sebagai rilisan kedua karena menawarkan keseimbangan atmosfer dalam keseluruhan EP dari REDSIX

Unit rock alternatif asal Indonesia, Redsix, merilis single terbaru berjudul “Lapse”, menandai babak kedua dari perjalanan mereka dalam EP bertajuk Part II // Execute. Lagu ini dirilis di bawah naungan label Redrose Records, dan menjadi lanjutan naratif sekaligus penanda kematangan musikal band yang dibentuk pada 2017 ini.

“Menjadi kuat itu tidak mudah. Luangkan waktu untuk menurunkan pertahananmu, beristirahat, dan rasakan apa pun yang perlu kamu rasakan agar kamu bisa kembali lebih kuat, dan yang terpenting, lebih bahagia,” pesan Redsix.

“Lapse” adalah lagu tentang keberanian untuk berhenti sejenak. Tentang memberi ruang pada diri sendiri untuk merasa, hancur, dan meresapi setiap emosi yang datang tanpa perlu terus-menerus terlihat tangguh. Dalam balutan alternative rock/emo, track ini menyuguhkan dinamika emosional lewat vokal yang rapuh di bagian verse dan ledakan intens pada chorus—menyerupai pasang surut rasa yang akrab dengan siapa pun yang sedang berjuang memahami dirinya sendiri.

“Lapse” dipilih sebagai rilisan kedua karena menawarkan keseimbangan atmosfer dalam keseluruhan EP. Secara tematik, lagu ini juga menjadi kelanjutan dari single sebelumnya, Peregrine. Jika Peregrine mempertanyakan “What if I give in?”, maka “Lapse” menjawabnya dengan “Let me give in.” Sebuah transisi dari keraguan menuju penerimaan.

“Kami merasa bahwa ‘Lapse’ adalah lagu yang paling rentan dalam EP ini. Kerentanan tersebut terasa melalui liriknya, pemilihan melodi vokal, dan aransemen musik yang disederhanakan untuk membiarkan emosi itu muncul ke permukaan.” Tutup Redsix.

Lagu ini diciptakan bukan hanya untuk didengar saat sedang kuat, melainkan ketika sedang butuh jeda dari keharusan untuk terus berdiri tegak. Di panggung live, Redsix membayangkan lagu ini akan menjadi momen pelepasan kolektif—saat semua orang bisa meneriakkan liriknya bersama, dengan segala rasa yang mereka bawa.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *